Hallo pebisnis Indonesia,
Di penghujung tahun 2017 kemarin, kita mendengar kabar yang mengejutkan bahwa majalah Rolling Stone versi Indonesia telah ditutup, menyusul cafenya yang sudah tutup duluan 6 bulan sebelumnya. Tidak sedikit netizen yang menyatakan kekagetan mereka, bagaimana BRAND Rolling Stone yang begitu digdaya dijaman old bisa runtuh tanpa sisa.
Perubahan memang tidak bisa dihindari, dan kita harus mengakui, bahwa keahlian yang kita miliki di masa lalu, bisa jadi tidak cukup untuk dalam menghadapi era disrupsi digital hari ini. Tidak ada satupun pekerjaan atau bisnis yang aman. Apa yang harus dilakukan para pebisnis untuk menghadapi tantangan baru yang namanya disrupsi digital ini?
TRANSFORMASI. Ya transformasi.
Bicara soal transformasi, tentu tidak lengkap rasanya jika tidak membicarakan mengenai pak Subiakto Priosoedarsono, salah seorang pakar brand dan branding di Indonesia. Dengan pengalaman lebih dari 48 tahun dalam Branding lewat packaging, Advertising dan public Relations, pria yang lebih akrab dipanggil “Pak Bi” ini telah dikenal dengan berbagai karya brandingnya termasuk untuk Kopiko, Indomie, Mayora, Kartu As, Kartu Matrix, SBY-JK, Fauzibowo dan banyak lagi. Pokoknya dari Permen sampai Presiden.
Pak Bi telah menjadi saksi hidup transisi besar yang terjadi dalam 3 era yang berbeda: Era “Manasuka Siaran Niaga” TVRI yang iklannya direnteng seperti sate pada jam 18.30 sd 19.00 WIB, era Televisi Swasta yang iklannya disebar di semua program, dan era sekarang dimana media Televisi sudah bergeser ke era media digital seperti Youtube, Facebooklive, Instastory. Era dimana terjadi gelombang besar internet dan e-commerce.
Yang lebih menarik lagi ternyata Pak Bi sendiri bukan sekedar pengamat, melainkan juga pelaku aktif di bidang digital, termasuk di bidang social media, terbukti dengan akun twitternya yang di follow oleh lebih dari 102 ribu orang, akun facebook yang di follow lebih dari 32 ribu orang dan akun instagram yang di follow lebih dari 12 ribu orang. Sebuah pencapaian yang belum tentu dicapai oleh semua orang, bahkan oleh kids jaman now yang sudah akrab dengan social media.
Sebenarnya apa sih kunci sukses yang dimiliki oleh Pak Bi dalam menghadapi transformasi di 3 jaman berbeda ini? Pak Bi mengatakan untuk melakukan transformasi ini kita perlu melakukan 3 langkah berikut:
-
Pertama, Do Not Deny! jangan bersikap (menyangkal) bahwa dunia telah berubah (perubahan itu pasti) dan semakin disruptif.
-
Kedua, Perubahan Mindset dimulai dari diri kita sendiri. “You are fit to the world” Don’t ask the world to fit you.
-
Ketiga, Miliki Growth Mindset. Pemikiran yang berkembang, berani berinovasi, mau belajar serta meninggalkan cara lama yang tidak efektif lagi (Iteration). Dua Kata yang penting adalah Creative and Innovative.
Untuk menjabarkan hal-hal diatas menjadi langkah konkrit, Pak Bi bersama rekan-rekan lainnya mendirikan Feedr dan Feedr Academy untuk mengedukasi lebih banyak bisnis agar tidak gagap melakukan transformasi.
Bagaimana detail dari langkah-langkah di atas?
Rencananya pak Bi akan memberikan gambaran lebih lengkap mengenai bagaimana cara menghadapi transformasi digital di Seminar yang berjudul How to Survive and Success in Digital Transformation Era
Pada sesi yang berjudul 3 Generation Business Transformation Journey, Pak Bi akan memberi kita pengetahuan mendalam tentang apa yang perlu kita lakukan untuk menghadapi transisi digital dengan sukses.
Jadi kapan Seminarnya diadakan? Hari Kamis, 25 Januari 2018 di Aston Kuningan Jakarta. Mau tau lebih lanjut? Silakan klik https://feedr.id/event
Atau hubungi HP/whatsapp Saskia di 081286006212
Salam,
Feedr Academy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar